Bedug_aliens
Om Suastystu
Om Awighnam Astu Namah Sidham
Om Sidhirastu Tat Astu astu Svaha
Om Narayana Om Saraswati Jaya.
Puji syukur (Abhi Wandana) kita panjatkan kehadiran Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nyalah kita dapat berkumpul ditempat ini untuk melaksanakan tugas dan kewajiban kita sebagai umat beragama.
Pinandita yang saya Sucikan
Serta Umat Sedharma yang berbahagia…….
Seiring dengan berkembangnya penduduk yang begitu pesat dan dibarengi dengan perkembangan teknologi yang mencuat dipermukaan bumi banyak kita tonton fenomena-fenomena yang mengerikan, yang sangat-sangat tidak manusiawi. Salah satu contohnya dengan banyak catatan-catatan penemuan bayi yang dibuang oleh seorang ibu yang tidak bertanggung jawab atas perbuatannya. Maka dengan fenomena itulah saya terinspirasi mengangkat judul Dharma Wacana ini dengan judul:
“Rasa Kasih Sayang (cinta kasih yang sejati)”
Umat sedharma yang berbahagia………
Kasih sayang adalah senjata yang paling ampuh didunia karena kasih sayang dapat mengubah hati seseorang. Misalnya orang yang marah kepada kita jika kita memancarkan kasih sayang kepada mereka, mereka akan mulai mengubah sikap mereka kepada kita, seperti yang terdapat dalam Yajur Weda VII.15 dijelaskan bahwa:
“ IHA RATIR IHA RAMADHVAM, IHA DHRTIR IHA SVADARTIH “
Artinya: Semoga terdapat cinta kasih didalam keluarga, semoga semuanya hidup dalam kasih sayang dibumi ini, semoga terdapat kesabaran, kemantapan dan kepercayaan diri.
Umat sedharma yang berbahagia………
Orang yang penuh dengan kasih sayang tidak akan memiliki musuh, tidak memerlukan senjata perang karena kita bisa menciptakan kedamaian didunia ini dengan kekuatan kasih sayang.
Contoh dilapangan yaitu :
Meledaknya Bom di Riz Khalton dan J.W Marriod yaitu di kuningan. Ada banyak sahabat yang mengucapkan keprihatinannya, tidak sedikit yang langsung datang ke tempat kejadian dan kemudian menyumbangkan tenaganya. Tidak hanya tenaga yang dapat di sumbangkan, mereka juga banyak menyumbangkan materi seperti makanan, baju, obat-obatan dll. Ketika Bom meledak, ada bagian-bagian tertentu dari tubuh ini yang terasa hancur lebur tidak tergantikan. Tidak ada sahabat, keluarga dekat atau keluarga jauh yang meninggal disana. Tetapi sahabat atau bukan, keluarga atau bukan, bukanlah pembatas yang bisa menahan jatuhnya air mata.
Umat sedharma yang berbahagia………
Meledaknya bom di Kuningan hanyalah salah satu saja dari warna-warna merah darah kebencian, sebagaimana sungai sebenarnya, warna darah tidak hanya bercecer ditempat kejadian, ia telah mengalir ke kerangkaian sungai waktu yang panjang bagi yang tersakiti. Ia menghadirkan energi-energi dendam yang hanya menunggu waktu untuk meledak. Ada sebuah tulisan mengatakan bahwa :
“Surga bukanlah suatu tempat, Melainkan sebuah kondisi pikiran”
Dalam sinar-sinar kejernihan seperti ini, pasti ada alasan mengapa kebencian itu diciptakan. Bisa jadi, kebencian diciptakan tidak semata-mata sebagai sumber dendam. Air mata duka mungkin tidak diciptakan untuk mengesahkan petaka berikutnya. Derita juga tidak di niatkan sebagai hukuman apalagi kutukan bagi jiwa. Ada kemuliaan-kemuliaan yang tersembunyi di setiap kebencian, tangisan, derita dan air mata. Kebencian dilahirkan bukan sebagai bara api dendam, tetapi sebagai pembanding sejuknya hawa-hawa cinta.
Umat sedharma yang berbahagia………
Kalau semesta bekerja penuh tenaga tanpa mengenal jeda, dari manakah manusia memperoleh tenaga untuk bisa seirama dengan semesta? Tenaga mana yang member energi pada bintang dan matahari sehingga bersinar terus tanpa mengenal kehabisan tenaga? Ibu kita yang mengelus-elus setiap bayi didalam kandungan penuh dengan kasih sayang, energi apalagi yang ada di balik semua ini kalau bukan energi cinta.
Bisikan-bisikan semesta ini seperti sedang mengajarkan hal penting, pengetahuan tanpa kerja itu hampa, kerja tanpa cinta itu hanya buang-buang tenaga, seperti pengumpul-pengumpul pengetahuan yang amat rajin, bila semuanya hanya dikumpulkan, pengetahuan itu akan serupa dengan ruang hampa. demikian juga dengan kerja tidak disertai cinta, dia kehilangan roh dan spirit kerja. Sebagaimana tubuh manusia yang tidak disertai roh dan spirit, ia tidak lebih dari daging yang tak bernyawa yang sebentar lagi akan dimakan rayap.
Umat sedharma yang berbahagia………
Manusia-manusia beruntung yang telah sampai pada kesadaran yang dalam akan pengetahuan, kerja dan cinta seperti ini, setiap gerakan udara keluar masuk yang melalui saluran pernapasan sama dengan genta yang bergoyang-goyang ditangan seorang Pendeta. Orang yang tidak pernah mendengar dan merasakan getaran-getaran Genta, mirip dengan seorang pematung yang membuat patung sambil marah-marah, senyuman patungnya akan hilang. Sebaliknya siapa saja yang kerja di iringi oleh suara-suara Genta didalam setiap kali bekerja, semua roh suci berkunjung menyapa, menemani, membantu, membimbing dan bukan tidak mungkin ikut membukakan pintu-pintu penciptaan. Ada orang yang memberi sebutan terhadap kehadiran roh suci ini dengan sebutan khayalan. Namun bagi pekerja-pekerja penuh cinta, ia adalah sebuah senyuman yang membimbing setiap detik, sesetia matahari disiang hari, serajin bintang dimalam hari, setenang pohon bermeditasi, demikianlah genta-genta tidak bersuara ini hadir. untuk kemudian menyuguhkan sebuah makanan yang dirindukan setiap jiwa keindahan!!!
Umat sedharma yang berbahagia………
Kasih sayang adalah pondasi dari karakter dan keutamaan manusia. Kasih sayang adalah arus bawah yang mendasari nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang yang ada pada diri pribadi manusia dapat digolongkan menjadi empat bagian yaitu :
1. Kasih sayang dalam pikiran adalah kebenaran,
2. Kasih sayang dalam perasaan adalah kedamaian,
3. Kasih sayang dalam pemahaman adalah tanpa kekerasan,
4. Kasih sayang dalam tindakan adalah kebajikan,
Dengan demikian kasih sayang merupakan jalan pintas untuk mencapai tujuan hidup kita, yaitu keutamaan manusia atau Humah Exellence. Bila kita memiliki kasih sayang dihati, maka pikiran sadar kita terangkat tinggi yang akhirnya menyatu dengan pikiran kesadaran yang abadi.
Demikianlah Dharma Wacana yang dapat saya sampaikan mudah-mudahan dapat bermamfaat bagi diri kita dan untuk orang lain. Akhir kata saya tutup dengan parama santih,
Om Santih, santih, santih, Om
Tidak ada komentar:
Posting Komentar